THE FRIEND OF ME

Minggu, 08 Mei 2011

MAJAPAHIT WILWATIKTA : PENDEWAAN TOKOH-TOKOH PENTING (2)

Pada bagian pertama telah diuraikan arca pendewaan Gayatri (Rajapatni) dan Kertarajasa, berikut ini adalah uraian lanjutan dari bagian pertama tersebut.
Dalam mitologi India Dewa Ganesha berupa orang berkepala gajah dengan gading patah, yang sebenarnya adalah putera Dewa Siwa dari perkawinannya dengan Dewi Parwati. Ganesha berkendaraan tikus yang disebut Vignesvara, berkat keulungannya dalam menghilangkan segala penghalang, oleh karenanya ia dipuja pada awal segala usaha, agar bebas dari segala bencana. Ia pun dikenal sebagai pelindung ilmu, terutama bagi para sarjana tatabahasa. Di Jawa tidak terdapat aliran khusus untuk pemujaan Dewa Ganesha, ceritanya dikenal berkat karya sastra Smaradahana gubahan Mpu Dharmaja pada jaman kerjaan Kediri. Ganesha adalah gajah yang berilmu atau terpelajar.

Arca Ganesha dari Singosari adalah salah satu arca yang agak istimewa dan perlu mendapatkan perhatian sepenuhnya. Arca Ganesha dari Singasari ini berupa gajah yang duduk di atas timbunan tengkorak, mengenakan mahkota bersusun yang juga dihiasi dengan tengkorak, kedua tangannya yang di muka memegang belahan tempurung, sedang tangan kiri yang ada di belakang berpegang pada pegangan pintu, tangan kanannya memegang kampak (beliung). Mahkotanya terdiri atas tiga bagian, bagian bawah bersusun dihiasi dengan tengkorak, bagian tengah berbentuk seperti belahan bola, dihiasi dengan tengkorak di bagian muka. Bagian yang paling atas berbentuk stupa. Di sisi kanan dan kiri sandaran tempat duduknya ada bulatan dengan garis-garis seperti sinar matahari. Di bagian sandaran terdapat daun-daun di sisi kanan dan kiri, tunduk kepada mahkota.


Adalah seorang Gajah Mada yang pernah menjabat sebagai Maha Patih kerajaan Majapahit  (Wilwatikta) pada masa raja Tribhuwanatunggadewi dan Dyah Hayam Wuruk. Gajah Mada artinya adalah : Gajah yang pandai. Perhatikan foto arca Ganesha di atas, timbunan tengkorang yang didudukinya adalah melambangkan musuh-musuh yang telah dibinasakan oleh Gajah Mada. Tengkorang di bagian mahkotanya adalah melambangkan musuh-musuh kerajaan, musuh-musuh sang Prabhu yang juga telah berhasil dibinasakan oleh Gajah Mada. Tengkorak yang ada di daun telinganya melambangkan para musuh yang didengarnya dan akhirnya dibinasakan juga. Mahkota bersusun melambangkan keluarga raja (pembesar) yang menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung pada tahun 1351. Sesuai dengan uraian dari prasasti Singasari, Gajah Mada adalah penantang keputusan tujuh raja. Pegangan pintu yang dipegang di tangan kiri-belakang melambangkan bahwa Gajah Mada adalah penjaga pura kerajaan Majapahit (Wilwatikta). Bentuk mahkota bagian atas yang setengah bulat seperti buah maja yang dikelilingi dengan daun-daun, jelas melambangkan buah maja. lambang Majapahit. Bulatan dengan garis-garis adalah matahari yang bersinar, sebagai lambang kegemilangan Majapahit.

Atas dasar uraian dan tafsiran di atas, maka kiranya arca Ganesha dari Singasari di atas adalah merupakan arca pendewaan Gajah Mada (Slametmuljana, A Study on Gajah Mada in Nanyang University Journal, vol. VI part I : Humanities, hal. 131-142), seperti halnya dengan raja Kertarajasa yang diarcakan sebagai Harihara di candi makam Simping (Sumberjati).

6 komentar:

Unknown mengatakan...

Membuka wawasan baru ... mantap

Unknown mengatakan...

Pencerahan yang arif ...

Unknown mengatakan...

Adakah arca-arca pendewaan yang lainnya ?

Bhima Permana Putra mengatakan...

Folback + exchange banner sukses,tp maaf ya,buat banner,fungsi mouse overnya ane nonaktifkan :)

Arif Fajar mengatakan...

follow sukses

Unknown mengatakan...

Arca Ganesha versi Majapahit memang berbeda dengan arca-arca Ganesha lainnya ...